Senin, 09 Mei 2016

Ayah Ku Pahlawan Ku?



Ayah Ku Pahlawan Ku?
Oleh: Wiwin Apriliani

Jika mendengar kata ayah tentu saja hal pertama yang kalian bayangkan adalah sosok yang penuh dengan kasih sayang, bijaksana, sosok sempurna yang patut dijadikan tauladan dan tentu saja di jadikan sosok pahlawan. Yah kira-kira seperti itulah gambaran singkat tentang sosok ayah yang kita tau. Namun apa jadinya apabila  orang yang patut dijadikan tauladan dan sosok pahlawan ini malah sebaliknya menyakiti. Ironisnya berita kekerasan pada anak baik berupa fisik, seksual, maupun psikis masih kerap menjadi liputan utam berbagai media.
Secara umum kekerasan diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu terhadap individu lain  yang mengakibatkan gangguan fisik dan dan mental. Kekerasan pada anak seringkali dikaitkan dengan arti sempit seperti tidak terpenuhinya hak anak dari tindakan eksploitasi dan tindakan kekerasan. Kekerasan anak seringjuga dikaitkan dengan lapis pertama pemberi atau penanggung jawab  pemenuhan hak anak yaitu orang tua (ayah dan ibu). Kekerasan perlakuan salah terhadap anak atau child abuse yang merupakan bagian dari kekerasan dalam rumah tangga (domestic violence)[2].
Seperti halnya ulah seorang ayah yang tega menyetubuhi anak kandungnya sendiri hingga hamil 5 bulan yang patut diberi gelar orang tua biadab. Bagaimana tidak, sebut saja mawar (19) setelah ayah kandungnya sendiri Suhartono (40), tega menggagahi berulangkali ditempat tinggalnya saat ini di Jl Nener, kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil. Dan aksi bejat ini dilakukan saat istri lagi keluar rumah, disitulah ayah bejat ini melancarkan aksinya. Tentu saja hal itu dilakukan berulangkali, tergantung kesempatan.
Setalah berulang kali melakukan aksinya, melihat perut mawar bertambah buncit, pamannya seketika menanyakan hal tersebut. Dengan merasa ketakutan dan agak malu akhirnya Mawar menceritakan yang dialami kepada pamannya. Atas laporan korban, petugas langsung ke TKP, namun pelaku sudah keduluan melarikan diri bersama istrinya. Dan pelaku kini resmi menjadi DPO Polres Pasuruan.
Lain lagi ayah biadab yang tega membunuh anak kandungnya sendiri, pelaku ditangkap lantaran membunuh anaknya, MA yang masih berumur 6 tahun. Ayah keji ini memukul MA dengan cara memukul bagian kepala MA dengan tabung gas tiga kilogram. MA seketika tewas dengan kondisi kpepala pecah dan otaknya bercecera [1]. Tetangkapnya pelaku yang berprofesi sebagai buruh ini membunuh, saat kakak ipar pelaku, yakni Mardianah (41), mencari-cari korban (MA) dengan warga. Bahkan oleh pelaku MA terlebih dahulu dimutilasi dirumah adik kandungnya itu, kemudian warga mengamankan pelaku , warga pun langsung membawa pelaku ke Polsek Tamalanrea, untuk proses penyelidikan.
Serta masih banyak lagi kasus-kasus ayah yang cukup membuat amarah naik, mulai dari ayah menyetubuhi anak kandung didepan ibu dan kakaknya, ayah yang tega mencabuli anak kandung sejak kelas IV SD, ayah dan kakek yang tega memperkosa anak kandung sendiri, tak terhingga jumlahnya. Walaupun tak semua ayah didunia ini berperilaku seperti kasus-kasus diatas. Namun hal ini cukup membuat saya pribadi prihatin. Sebenarnya ada apa dengan mereka? Mereka yang diharapkan anak-anak mereka menjadi pelidung, imam, pengayom, menjadi pahlawan malah menyakiti mereka dengan cara yang sangat biadab.
Sungguh miris keluarga dan orang  tua yang seharusnya menjadi pendamping, penopag dan penghibur dikala semangat sang anak kendur justru menjadi senjata yang perlahan-lahan membunuh si anak demi alasan nafsu dan alasan amarah dan alasan lainnya. Perlakuan semacam ini tak perna ada ampunnya karena bukan hanya merusak masa depan anak tetapi juga telah membunuh sebagaian hidupnya. Mirisnya sebagain korban merasa takut untuk melaporkan kejadian yang telah menimpa dirinya ke pihak berwenang. Karena kejahatan semacam ini harus diberantas secapat dan sesegera mungkin untuk menghindari adanya korban-korban selanjutnya. Karena manusia seharusnya sadar mengenai hakikatnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah di muka bumi dan sebagai mahkluk sempurna tetapi bagaimana mungkin mereka mampu melakukan hal biadab semacam ini layaknya hewan?
Referensi:
[3] https://www.google.com/search?q=kekerasan+pada+anak&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjogo6x3MzMAhUk2qYKHW0AAhQQ_AUIBygB&biw=1366&bih=635#imgrc=FDvwmYwYhPHtSM%3A