Selasa, 05 April 2016

Nyorong





Nyorong Acara Adat Penuh Makna


Oleh: Wiwin Apriliani
Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan warisan budaya, tanpa terkecuali daerah kita tercinta Samawa. Sehingga sudah selayaknya warisan budaya tersebut kita pelihara dan jaga, sebagai bagian dari budaya  nasional agar tetap lestari sebagi sebuah kearifan lokal atau local wisdom. Kearifan lokal dipahami sebagi gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandanga-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Samawa sebagai etnitas budaya lokal tertentu memiliki sangat banyak ragam kearifan lokal yang walaupun sampai saat ini para pemerhati budaya masih bersiang pendapat dan menginvestarisir, mana yang betul-betul dapa dikatakn sebagai budaya Tau Samawa (kearifan lokal asli orang Sumbawa).
Masyarakat suku Samawa secara keseluruhan, dalam kemelut peradaban dunia saat ini, sesungguhnya masyarakat Sumbawa merupakan bagian dari masyarakat Indonesia. Seharusnya semakin eksis sebagai sebuah bagian kemajuan bangsa yang berbudaya. Berdasarkan pada pikiran diatas, maka upaya untuk melestarikanbudaya bangsa sangat di perlukan,dengan terlebih dahulu memeperkokoh kelestarian budaya  daerah yang merupakan unsure kebudayaan bangsa, yang meliputi acara adat , daur hidup,seni daerah, permainan rakyat, pelestarian peninggalan purbakala, sehingga masyarakat Sumbawa tetap eksis dalam masyarakat itu sendiri.
Salah satu bentuk upacara tradisional yang hingga saat ini masih dilaksankan dan terjaga kelestariannya dalam kehidupan budaya perkawianan. Tradisibudaya perkawinan ini merupakan salah satu bentuk upacara adat yang berhubungan dengan kehidupan social dan keagamaan. Akan tetapi, dalam kehidupan social masyarakat suku Samawa tampak bahwa pelaksanaan berbagai upacara tradisional termasuk pula upacara adat perkawinan ini, nah sebelum acara adat pernikahan dimulai, suku Samawa biasanya melakukan acara adat seperti Nyorong.
Nyorong begitulah masyarakat samawa. Nyorong berarti menyodorkan. Karena banyak sekali barang yang di serahkan dalam proses ini, prosesi ini dapat diartikan sebagai prosesi penyerahan pemako (mahar) yang telah disepakati oleh pihak laki-laki dan pihak perempuan. Ada beberapa elemen penting dalam prosesi Nyorong ini yang akan kita ulas satu persatu.
Yang pertama yaitu adanya pemako (mahar) yang terdiri dari dua poin penting yaitu uang dan sejumlah barang-barang. Jumlah uang dan barang-barang yang akan jadi seserahan yaitu barang-barang yang telah disepakati bersama saat prosesi bakatoan atau saat pihak laki-laki datang meminang pihak perempuan. Yang kedua Rama Peno (orang banyak) yaitu merujuk kepada kepada keluarga pihak laki-laki yang menagarak pemako/mahar ke ruan perempuan. Dan juga merujuk kepada pihak perempuan yang menunggu kedatangan pihak laki-laki. Yang ketiga yaitu, sito atau benda yang berbentuk kotak yang telah dihias sedemikian rupa. Didalamnya terdapat uang yang telah disepakiti bersama saat prosesi bakatoan. Dan yang terakhir yaitu Rabalas Lawas yaitu berupa karya sastra asli samawa . Dalam perjalanan menuju rumah calon pengantin perempan, rombongan nyorong di semarakan dengan kesenian ratib rabana. Sebelum pemako diterima maka hal yang pertama dilakukan yaitu pihak laki-laki berbalas lawas/berbalas pantun yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Sehingga membuat suasan penuh keakraban dan kemudian dilanjutkan denganmenyerahkan barang-barang kepada kelurga pengantin perempuan.
Budaya samawa juga berupa budi pekerti yang diajarkan sejak kecil maupun budaya Nyorong akan tetap terjaga keasliannya di tana Samawa karena sesungguhnya acara Nyorong bertujuan membantu dan meringankan beban keluarga perempuan dalam menghadapi acara silaturrahmi antara kedua belah pihak keluarga.
Dari dapat disimpulkan bahwa acara Nyorong tidak sebatas acara kesenian belaka, namun didalamnya tersimpan makna yang mendalam. Nenek moyang terhadahu telah mengajarkan nlai-nilai kearifan yang sangat sempurna dimana acara nyorong bertujuan untuk saling tolong menong, bahu-membahu serta menanamkan keikhlasan. Pihak laki-laki tak sepenuhnya menyerahkan gawe atau kegiatan pernikahan kepada pihak perempuan. Karena memang pada dasarnya gawe dilakukan di kampung pihak perempuan. Jadi Nyorong ini jelas akan membantu pihak perempuan dengan membantu segala macam hal yang telah disepakti bersama. Ketika dua insan ini akan melakukan pernikahan, maka acara nyorong menjadi ajang silaturrahmi yang paling sempurna, dimana kelurga kedua belah pihak akan bertemu satu dengan yang lainnya. Tentu hal ini akan memeperkokoh tali silaturrahmi kedua belah pihak keluarga besar. Tak terkecuali warga desa yang turut hadir dalam acara tersebut. Sehingga ritual ini dilakukan semata-mata agar kedua calon pengantin mampu mengarungi bahtera hidup rumah tangga yang sakinah mawadah warohma dengan berlandaskan keikhlasan.

Referensi

  




  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar