Nyorong Acara Adat Penuh Makna
Oleh: Wiwin Apriliani
Indonesia
adalah Negara yang sangat kaya akan warisan budaya, tanpa terkecuali daerah
kita tercinta Samawa. Sehingga sudah
selayaknya warisan budaya tersebut kita pelihara dan jaga, sebagai bagian dari
budaya nasional agar tetap lestari
sebagi sebuah kearifan lokal atau local
wisdom. Kearifan lokal dipahami sebagi gagasan-gagasan, nilai-nilai,
pandanga-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Samawa
sebagai etnitas budaya lokal tertentu memiliki sangat banyak ragam kearifan
lokal yang walaupun sampai saat ini para pemerhati budaya masih bersiang
pendapat dan menginvestarisir, mana yang betul-betul dapa dikatakn sebagai
budaya Tau Samawa (kearifan lokal
asli orang Sumbawa).
Masyarakat
suku Samawa secara keseluruhan, dalam kemelut peradaban dunia saat ini,
sesungguhnya masyarakat Sumbawa merupakan bagian dari masyarakat Indonesia.
Seharusnya semakin eksis sebagai sebuah bagian kemajuan bangsa yang berbudaya.
Berdasarkan pada pikiran diatas, maka upaya untuk melestarikanbudaya bangsa
sangat di perlukan,dengan terlebih dahulu memeperkokoh kelestarian budaya daerah yang merupakan unsure kebudayaan
bangsa, yang meliputi acara adat , daur hidup,seni daerah, permainan rakyat,
pelestarian peninggalan purbakala, sehingga masyarakat Sumbawa tetap eksis
dalam masyarakat itu sendiri.
Salah
satu bentuk upacara tradisional yang hingga saat ini masih dilaksankan dan
terjaga kelestariannya dalam kehidupan budaya perkawianan. Tradisibudaya
perkawinan ini merupakan salah satu bentuk upacara adat yang berhubungan dengan
kehidupan social dan keagamaan. Akan tetapi, dalam kehidupan social masyarakat
suku Samawa tampak bahwa pelaksanaan berbagai upacara tradisional termasuk pula
upacara adat perkawinan ini, nah sebelum acara adat pernikahan dimulai, suku Samawa biasanya melakukan acara adat
seperti Nyorong.
Nyorong
begitulah masyarakat samawa. Nyorong berarti menyodorkan. Karena banyak sekali
barang yang di serahkan dalam proses ini, prosesi ini dapat diartikan sebagai
prosesi penyerahan pemako (mahar)
yang telah disepakati oleh pihak laki-laki dan pihak perempuan. Ada beberapa
elemen penting dalam prosesi Nyorong ini
yang akan kita ulas satu persatu.
Yang
pertama yaitu adanya pemako (mahar)
yang terdiri dari dua poin penting yaitu uang dan sejumlah barang-barang.
Jumlah uang dan barang-barang yang akan jadi seserahan yaitu barang-barang yang
telah disepakati bersama saat prosesi bakatoan
atau saat pihak laki-laki datang meminang pihak perempuan. Yang kedua Rama Peno (orang banyak) yaitu merujuk
kepada kepada keluarga pihak laki-laki yang menagarak pemako/mahar ke ruan perempuan. Dan juga merujuk kepada pihak
perempuan yang menunggu kedatangan pihak laki-laki. Yang ketiga yaitu, sito atau benda yang berbentuk kotak
yang telah dihias sedemikian rupa. Didalamnya terdapat uang yang telah
disepakiti bersama saat prosesi bakatoan. Dan yang terakhir yaitu Rabalas Lawas yaitu berupa karya sastra
asli samawa . Dalam perjalanan menuju rumah calon pengantin perempan, rombongan
nyorong di semarakan dengan kesenian ratib rabana. Sebelum pemako diterima maka
hal yang pertama dilakukan yaitu pihak laki-laki berbalas lawas/berbalas pantun yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Sehingga membuat suasan penuh keakraban dan kemudian dilanjutkan
denganmenyerahkan barang-barang kepada kelurga pengantin perempuan.
Budaya
samawa juga berupa budi pekerti yang diajarkan sejak kecil maupun budaya Nyorong
akan tetap terjaga keasliannya di tana Samawa
karena sesungguhnya acara Nyorong bertujuan membantu dan meringankan beban
keluarga perempuan dalam menghadapi acara silaturrahmi antara kedua belah pihak
keluarga.
Dari
dapat disimpulkan bahwa acara Nyorong tidak sebatas acara kesenian belaka,
namun didalamnya tersimpan makna yang mendalam. Nenek moyang terhadahu telah
mengajarkan nlai-nilai kearifan yang sangat sempurna dimana acara nyorong
bertujuan untuk saling tolong menong, bahu-membahu serta menanamkan keikhlasan.
Pihak laki-laki tak sepenuhnya menyerahkan gawe
atau kegiatan pernikahan kepada pihak perempuan. Karena memang pada
dasarnya gawe dilakukan di kampung pihak perempuan. Jadi Nyorong ini jelas akan
membantu pihak perempuan dengan membantu segala macam hal yang telah disepakti
bersama. Ketika dua insan ini akan melakukan pernikahan, maka acara nyorong
menjadi ajang silaturrahmi yang paling sempurna, dimana kelurga kedua belah
pihak akan bertemu satu dengan yang lainnya. Tentu hal ini akan memeperkokoh
tali silaturrahmi kedua belah pihak keluarga besar. Tak terkecuali warga desa
yang turut hadir dalam acara tersebut. Sehingga ritual ini dilakukan
semata-mata agar kedua calon pengantin mampu mengarungi bahtera hidup rumah
tangga yang sakinah mawadah warohma dengan berlandaskan keikhlasan.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar