Minggu, 13 Maret 2016

Program televisi pengaruhnya terhadap perkembangan anak-anak dan remaja





Program televisi dan pengaruhnya terhadap perkembangan anak-anak dan remaja 
Oleh : Wiwin Apriliani


Banyaknya materi siaran televisi nasional yang tidak mendidik selama ini mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Banyaknya muatan negative pada sebagian besar tayangan televise nasional sangat disayangkan oleh berbagai pihak. Sorotan atau kritik bukan hanya datang dari kalangan masyarakat, namun juga datang dari semua kalangan seperti tokoh masyarakat, kalangan pendidik, menteri hingga presiden.
Banyaknya acara televise yang kurang bermutu dan mendidik membuat saya merasa prihatin terlebih sasaran utama dari program yang ditayangkan oleh sebagian program televise adalah anak-anak dan remaja, yang notabene masih dalam tahap perkembangan, serta memiliki keingintahuan yang cukup tinggi.
Kritikan terhadap siaran televise yang tidak bermutu tersebut sudah lama dikeluhkan oleh sebagaian masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak pengelola televise maupun kepada instansi terkait, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai lembaga pengawas penyiaran. Misalnya, setidaknya terdapat sekitar 40.000 aduan masyarakat yang mengeluhkan isi siaran televise nasional. KPI melayangkan 149 teguran dan tiga sanksi penghentian tayangan kepada perusahaan pengelola televise. Namun peringatan yang disampaikan oleh KPI belum banyak berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan pengelola televise. Namun pada kenyataannya belum berpengaruh banyak dalam mengeontrol penyiaran pertelevisian nasional sesai tugas dan tujuan dari KPI.
Sampai saat ini, masyarakat masih menemukan acara televisi yang kurang mendidik tersebut lolos dan hebatnya ditayangkan, adapun program televise yang kurang mendidik seperti sinetron, program perbincangan, iklan dan sebagainya.
Adalah umum bagi orang tua dalam mengasuh anak menggunakan televise, sebagai pengganti pengasuhan. Tidak jarang orang tua yang membelikan video, yang mereka piker bisa membuat anak-anak mereka pintar. Tetapi, bagaimanakah program televise bisa benar-benar mempengaruhi anak-anak dan remaja?
Seperti di kutip dari sebuah artikel tentang dampak negative televisi anak-anak saat menonton televise selama berjam-jam, kecanduan televise akan membuat mereka kehilangan waktu untuk bermain, merugikan penglihatan lebih dari itu para peneliti mengklaim bahwa gangguan perhatian yang terjadi pada anak-anak adalah hasil dari menonton televise keseharian yang panjang.
Saya mengetahui televisi adalah salah satu media yang cukup efektif untuk mempromosikan semua jenis produk. Televisi juga merupakan salah satu media hiburan yang paling mudah ditemukan, pasalnya hampir semua rumah minimal mempunyai satu televise, dimana anak-anak dan remaja menjadikan televisi ini sebagai sarana hiburan saat sedang tidak ada kegiatan. Namun yang perlu di garis bawahi dari masalah yang yang terjadi, anak-anak yang menonton televisi tanpa pengawasan dapat menyebabkan salah tafsir terhadap hal-hal yang mungkin tidak dimengerti. Orang-orang yang rajin menonton televisi, terutama anak-anak dan remaja, mulai mengidentifikasi dengan apa yang ditampilkan oleh televise. Mereka mulai berhubungan dengan acara televise dengan sekian rupa, mereka mulai bosan hidup normal dan sederhana, mereka mulai mendambakan ketenaran dan kekayaan , mereka bahkan mendambakan hidup seperti tokoh karakter mereka sehingga hal ini dapat membuat ketidakpuasaan bahkan frustasi.
Begitu banyak tayangan televise dengan fungsi menghibur, menghibur disini bisa dijabarkan sebagai penghilang stres, pengundang tawa, pengisi waktu luang. Namun yang sangat disayangkan, fungsi ini hanya berhenti pada menghibur bukan mendidik. Maka akibatnya, banyak tayangan yang menghibur justru  menjauhi nilai dan moral dalam masyarakat. Tak heran anak-anak dan remaja tayangan televise tersebut menjadi teladan yang buruk bagi pola pikir anak. Karena anak-anak dan remaja cenderung mempraktikan kembali apa yang mereka lihat. Contohnya tayangan yang menceritakan anak SMA di dalam sinetron, namun berprilaku seperti bukan selayaknya anak SMA pada umumnya, hal-hal yang ditonjolkan pun sangat tidak mendidik, seperti cerita percintaan dengan bumbu-bumbu romantic didalamnya, pemakaian aksesoris berlebihan, konflik, perilaku tidak sopan terhadap guru, guru yang suka berteriak, serta konflik yang di tayangkan justru sangat berlebihan dan tidak rasional. Sehingga cepat atau lambat anak-anak dan remaja akan mulai menirukan dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan sekarang kita dapat melihat secara langsung dampak bagi murid-murid di sekolah dari program yang telah disiarkan. Dari contoh sederhana di atas kita dapat melihat dampaknya secara nyata bagaimana anak SMA zaman sekarang dalam berperilaku, bagaimana obrolan ibu-ibu dalam perkumpulan, bagaimana tingkah laku anak muda dalam bergaul.
Selanjutnya acara-acara music yang kerap menampilkan lagu-lagu percintaan yang berlebihan, sehingga anak-anak akan  menganggap cinta sebagai sesuatu yang harus dilebih-lebihkan, menampilkan penonton “alay” yang tidak patut ditiru. Acara gossip dengan konflik yang dihadirkan, mempertontonkan kehidupan artis-artis  dengan bumbu-bumbu konflik serta mengajar anak-anak dan remaja untuk ikut serta dalam mencampuri kehidupan orang lain, bergosip, padahal hal tersebut bukan hal yang sepatutnya dilakukan.
Dalam faktanya terdapat pembiaran dari orangtua, karena dalam keseharian orang tua juga ikut menikmati siaran televise, orang tua dan anak seperti memeiliki program televise vaporire yang sama. Sehingga terjadi pembiaran yang berkepanjangan. Minimnya pegetahuan orang tua tentang dampak yang dapat menggangu perekembangan anak juga menjadi factor yang sangat besar.
Menurut pengamatan saya, dampak dari tayangan televise sangat besar terlebih menghipnotis pola pikir pada anak. Dimana peneliti melihat bahwa pengaruh tontonan televise terhadap anak remaja yang pola pikirnya masih rentan telah terbius dengan acara-acara yang kurang mendidik. Dengan banyaknya kejadian negative di kalangan anak-anak dan remaja pada umumnya seperti tawuran pelajar,hamil diluar nikah, seks di usia dini, merokok, pelecehan seksual, dan lain-lain. Hal ini jelas menjadi keperihatinan sendiri dalam masyarakat. Padahal jika dikaji lebih lanjut, sebenarnya media massa televise mempunyai fungsi utama yang harus diperhatikan yaitu fungsi informative, edukatif dan rekreatif. Memang tidak semua siaran televise memiliki dampak negative, namun sebagaian besar tayangan sudah menjadi mimpi buruk bagi khalayak umum. Sudah saatnya masyarakat merespon acara televise yang bermanfaat dan mendidik.
Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat bagi setiap orang agar berhati-hati terhadap acara televise yang disiarkan, terlebih orang tua harus ikut serta dalam memilih tontonan sehat bagi anak serta mampu memberikan pemahaman yang mungkin sering kali belum mampu dicerna dan dipahami oleh anak. Sehingga fungsi informative, edukatif dan rekreatif, dapat berjalan sesuai fungsinya. Oleh karena itu, acara-acara televise tidak membunuh karakter anak bangsa. Dimana seharusnya stasiun televisi menampilkan program televise yang mendidik, bukan hanya memikirkan penonton dan reting yang tinggi.
Sebaiknya televise juga turut ikut andil dalam mempengaruhi opini dan pola pikir dalam hal ini anak dan remaja, oleh karena itu stasiun-stasiun televise atau lembaga penyiaran ikut bertanggung jawab menjaga moral, budaya, adab, dan susila dikalangan generasi muda dan masyarakat pada umumnya.  
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar