Program televisi dan pengaruhnya
terhadap perkembangan anak-anak dan remaja
Oleh : Wiwin Apriliani
Banyaknya
materi siaran televisi nasional yang tidak mendidik selama ini mendapat sorotan
dari berbagai kalangan. Banyaknya muatan negative pada sebagian besar tayangan
televise nasional sangat disayangkan oleh berbagai pihak. Sorotan atau kritik
bukan hanya datang dari kalangan masyarakat, namun juga datang dari semua
kalangan seperti tokoh masyarakat, kalangan pendidik, menteri hingga presiden.
Banyaknya
acara televise yang kurang bermutu dan mendidik membuat saya merasa prihatin
terlebih sasaran utama dari program yang ditayangkan oleh sebagian program
televise adalah anak-anak dan remaja, yang notabene masih dalam tahap perkembangan,
serta memiliki keingintahuan yang cukup tinggi.
Kritikan
terhadap siaran televise yang tidak bermutu tersebut sudah lama dikeluhkan oleh
sebagaian masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak
pengelola televise maupun kepada instansi terkait, Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) sebagai lembaga pengawas penyiaran. Misalnya, setidaknya terdapat sekitar
40.000 aduan masyarakat yang mengeluhkan isi siaran televise nasional. KPI
melayangkan 149 teguran dan tiga sanksi penghentian tayangan kepada perusahaan
pengelola televise. Namun peringatan yang disampaikan oleh KPI belum banyak
berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan pengelola televise. Namun pada
kenyataannya belum berpengaruh banyak dalam mengeontrol penyiaran pertelevisian
nasional sesai tugas dan tujuan dari KPI.
Sampai
saat ini, masyarakat masih menemukan acara televisi yang kurang mendidik
tersebut lolos dan hebatnya ditayangkan, adapun program televise yang kurang
mendidik seperti sinetron, program perbincangan, iklan dan sebagainya.
Adalah
umum bagi orang tua dalam mengasuh anak menggunakan televise, sebagai pengganti
pengasuhan. Tidak jarang orang tua yang membelikan video, yang mereka piker bisa
membuat anak-anak mereka pintar. Tetapi, bagaimanakah program televise bisa
benar-benar mempengaruhi anak-anak dan remaja?
Seperti
di kutip dari sebuah artikel tentang dampak negative televisi anak-anak saat
menonton televise selama berjam-jam, kecanduan televise akan membuat mereka
kehilangan waktu untuk bermain, merugikan penglihatan lebih dari itu para
peneliti mengklaim bahwa gangguan perhatian yang terjadi pada anak-anak adalah
hasil dari menonton televise keseharian yang panjang.
Saya
mengetahui televisi adalah salah satu media yang cukup efektif untuk
mempromosikan semua jenis produk. Televisi juga merupakan salah satu media
hiburan yang paling mudah ditemukan, pasalnya hampir semua rumah minimal
mempunyai satu televise, dimana anak-anak dan remaja menjadikan televisi ini
sebagai sarana hiburan saat sedang tidak ada kegiatan. Namun yang perlu di
garis bawahi dari masalah yang yang terjadi, anak-anak yang menonton televisi
tanpa pengawasan dapat menyebabkan salah tafsir terhadap hal-hal yang mungkin
tidak dimengerti. Orang-orang yang rajin menonton televisi, terutama anak-anak
dan remaja, mulai mengidentifikasi dengan apa yang ditampilkan oleh televise.
Mereka mulai berhubungan dengan acara televise dengan sekian rupa, mereka mulai
bosan hidup normal dan sederhana, mereka mulai mendambakan ketenaran dan
kekayaan , mereka bahkan mendambakan hidup seperti tokoh karakter mereka
sehingga hal ini dapat membuat ketidakpuasaan bahkan frustasi.
Begitu
banyak tayangan televise dengan fungsi menghibur, menghibur disini bisa dijabarkan
sebagai penghilang stres, pengundang tawa, pengisi waktu luang. Namun yang sangat
disayangkan, fungsi ini hanya berhenti pada menghibur bukan mendidik. Maka
akibatnya, banyak tayangan yang menghibur justru menjauhi nilai dan moral dalam masyarakat.
Tak heran anak-anak dan remaja tayangan televise tersebut menjadi teladan yang
buruk bagi pola pikir anak. Karena anak-anak dan remaja cenderung mempraktikan
kembali apa yang mereka lihat. Contohnya tayangan yang menceritakan anak SMA di
dalam sinetron, namun berprilaku seperti bukan selayaknya anak SMA pada umumnya,
hal-hal yang ditonjolkan pun sangat tidak mendidik, seperti cerita percintaan
dengan bumbu-bumbu romantic didalamnya, pemakaian aksesoris berlebihan,
konflik, perilaku tidak sopan terhadap guru, guru yang suka berteriak, serta
konflik yang di tayangkan justru sangat berlebihan dan tidak rasional. Sehingga
cepat atau lambat anak-anak dan remaja akan mulai menirukan dalam kehidupan
sehari-harinya. Bahkan sekarang kita dapat melihat secara langsung dampak bagi
murid-murid di sekolah dari program yang telah disiarkan. Dari contoh sederhana
di atas kita dapat melihat dampaknya secara nyata bagaimana anak SMA zaman
sekarang dalam berperilaku, bagaimana obrolan ibu-ibu dalam perkumpulan,
bagaimana tingkah laku anak muda dalam bergaul.
Selanjutnya
acara-acara music yang kerap menampilkan lagu-lagu percintaan yang berlebihan,
sehingga anak-anak akan menganggap cinta
sebagai sesuatu yang harus dilebih-lebihkan, menampilkan penonton “alay” yang
tidak patut ditiru. Acara gossip dengan konflik yang dihadirkan, mempertontonkan
kehidupan artis-artis dengan bumbu-bumbu
konflik serta mengajar anak-anak dan remaja untuk ikut serta dalam mencampuri
kehidupan orang lain, bergosip, padahal hal tersebut bukan hal yang sepatutnya
dilakukan.
Dalam
faktanya terdapat pembiaran dari orangtua, karena dalam keseharian orang tua
juga ikut menikmati siaran televise, orang tua dan anak seperti memeiliki
program televise vaporire yang sama. Sehingga terjadi pembiaran yang
berkepanjangan. Minimnya pegetahuan orang tua tentang dampak yang dapat
menggangu perekembangan anak juga menjadi factor yang sangat besar.
Menurut
pengamatan saya, dampak dari tayangan televise sangat besar terlebih
menghipnotis pola pikir pada anak. Dimana peneliti melihat bahwa pengaruh
tontonan televise terhadap anak remaja yang pola pikirnya masih rentan telah
terbius dengan acara-acara yang kurang mendidik. Dengan banyaknya kejadian
negative di kalangan anak-anak dan remaja pada umumnya seperti tawuran
pelajar,hamil diluar nikah, seks di usia dini, merokok, pelecehan seksual, dan
lain-lain. Hal ini jelas menjadi keperihatinan sendiri dalam masyarakat. Padahal
jika dikaji lebih lanjut, sebenarnya media massa televise mempunyai fungsi
utama yang harus diperhatikan yaitu fungsi informative, edukatif dan rekreatif.
Memang tidak semua siaran televise memiliki dampak negative, namun sebagaian
besar tayangan sudah menjadi mimpi buruk bagi khalayak umum. Sudah saatnya
masyarakat merespon acara televise yang bermanfaat dan mendidik.
Akhir
kata, semoga artikel ini bermanfaat bagi setiap orang agar berhati-hati
terhadap acara televise yang disiarkan, terlebih orang tua harus ikut serta
dalam memilih tontonan sehat bagi anak serta mampu memberikan pemahaman yang
mungkin sering kali belum mampu dicerna dan dipahami oleh anak. Sehingga fungsi
informative, edukatif dan rekreatif, dapat berjalan sesuai fungsinya. Oleh
karena itu, acara-acara televise tidak membunuh karakter anak bangsa. Dimana
seharusnya stasiun televisi menampilkan program televise yang mendidik, bukan
hanya memikirkan penonton dan reting yang tinggi.
Sebaiknya
televise juga turut ikut andil dalam mempengaruhi opini dan pola pikir dalam
hal ini anak dan remaja, oleh karena itu stasiun-stasiun televise atau lembaga
penyiaran ikut bertanggung jawab menjaga moral, budaya, adab, dan susila
dikalangan generasi muda dan masyarakat pada umumnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar